BAB I
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Pelayanan
bermutu atau berkualitas sering dikaitkan dengan biaya. Rosemary E.
Cross mengatakan bahwa secara umum pemikiran tentang kualitas sering
dihubungkan dengan kelayakan, kemewahan, kecantikan, nilai uang,
kebebasan dari rasa sakitdan ketidaknyamanan, usia harapan hidup yang
panjang, rasa hormat, kebaikan.
Pelayanan
kesehatan adalah Setiap upaya yang di selenggarakan secara sendiri atau
bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan
perseorangan, keluarga, kelompok maupun masyarakat.
Semakin
tinggi tingkat pemahaman masyarakat terhadap pentingnya kesehatan untuk
mempertahankan kualitas hidup, maka customer akan semakin kritis dalam
menerima produk jasa, termasuk jasa pelayanan kebidanan, oleh karena itu
peningkatan mutu kinerja setiap bidan perlu dilakukan terus menerus.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilaksanakan.
Untuk dapat menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu banyak upaya yang dapat dilaksanakan.
Upaya
tersebut jika dilaksanakan secara terarah dan terencana ,dalam ilmu
administrasi kesehatan dikenal dengan nama program menjaga mutu
pelayanan kesehatan (Quality Assurance Program ).
Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat sangat luas, menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tidaklah semudah yang diperkirakan. Sesungguhnyalah seperti juga mutu pelayanan, dimensi kepuasan pasien sangat bervariasi sekali.oleh karena itu,para petugas kesehatan harus tetap menjaga program mutu,termasuk program prospektif,konkuren dan retrospektif serta internal dan eksternal.
Sekalipun aspek kepuasan tersebut telah dibatasi hanya yang sesuai dengan tingkat kepuasan rata-rata penduduk yang menjadi sasaran utama pelayanan kesehatan , namun karena ruang lingkup kepuasan memang bersifat sangat luas, menyebabkan upaya untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu tidaklah semudah yang diperkirakan. Sesungguhnyalah seperti juga mutu pelayanan, dimensi kepuasan pasien sangat bervariasi sekali.oleh karena itu,para petugas kesehatan harus tetap menjaga program mutu,termasuk program prospektif,konkuren dan retrospektif serta internal dan eksternal.
B.Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini yaitu :
Apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu,tujuan serta manfaatnya ?
Apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu prospektif,konkuren,retrospektif,internal dan eksternal ?
C.Tujuan
Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan program menjaga mutu,apa tujuan serta manfaatnya.
Untuk mengetahui apa itu program menjaga mutu prospektif,konkuren,retrospektif,internal dan eksternal.
BAB II
PEMBAHASAN
A.Program Menjaga Mutu
1.Pengertian
Pengertian program menjaga mutu terdiri dari bebrapa bentuk antar lain adalah:
a.Program
menjaga mutu adal`h suatu upaya yang berkesinambungan, sistematis dan
objektif dalam memantau dan menilai pelayanan yang diselenggarakan
dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan, serta menyelesaikan
masalah yang ditemukan untuk memperbaiki mutu pelayanan (Maltos &
Keller, 1989).
b.
Program menjaga mutu adalah suatu proses untuk memperkecil kesenjangan
antara penampilan yang ditemukan dengan keluaran yang diinginkan dari
suatu sistem, sesuai dengan batas-batas teknologi yang dimiliki oleh
sistem tersebut (Ruels & Frank, 1988).
c.
Program menjaga mutu adalah suatu upaya terpadu yang mencakup
identifikasi dan penyelesaian masalah pelayanan yang diselenggarakan,
serta mencari dan memanfaatkan berbagai peluang yang ada untuk lebih
meningkatkan mutu pelayanan (The American Hospital Association, 1988).
d. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospitals, 1988).
d. Program menjaga mutu adalah suatu program berlanjut yang disusun secara objektif dan sistematis dalam memantau dan menilai mutu dan kewajaran pelayanan, menggunakan berbagai peluang yang tersedia untuk meningkatkan pelayanan yang diselenggarakan serta menyelesaikan berbagai masalah yang ditemukan (Joint Commission on Acreditation of Hospitals, 1988).
2.Tujuan
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
Tujuan program menjaga mutu mencakup dua hal yang bersifat pokok, yang jika disederhanakan dapat diuraikan sebagai berikut:
a.Tujuan antara.
Tujuan
antara yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah diketahuinya
mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program menjaga mutu,
tujuan ini dapat dicapai apabila masalah serta prioritas masalah mutu
berhasil ditetapkan.
b.Tujuan akhir.
Tujuan
akhir yang ingin dicapai oleh program menjaga mutu ialah makin
meningkatnya mutu pelayanan. Jika dikaitkan dengan kegiatan program
menjaga mutu, tujuan ini dapat dicapai apabila masalah dan penyebab
masalah mutu berhasil diatasi.
3.Manfaat
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
Apabila program menjaga mutu dapat dilaksanakan, banyak manfaat yang akan diperoleh. Secara umum beberapa manfaat yang dimaksudkan adalah:
a.Dapat
lebih meningkatkan efektifitas pelayanan kesehatan.Peningkatan
efektifitas yang dimaksud di sini erat hubungannya dengan dapat
direlesaikannya masalah yang tepat dengan cara penyelesaian masalah yang
benar. Karena dengan diselenggarakannya program menjaga mutu dapat
diharapkan pemilihan masalah telah dilakukan secara tepat serta
pemilihan dan pelaksanaan cara penyelesaian masalah telah dilakukan
secara benar.
b.Dapat
lebih meningkatkan efesiensi pelayanan kesehatan.Peningkatan efesiensi
yang dimaksudkan disini erat hubungannya dengan dapat dicegahnya
penyelenggaraan pelayanan yang berlebihan atau yang dibawah standar.
Biaya tambahan karena pelayanan yang berlebihan atau karena harus
mengatasi berbagai efek samping karena pelayanan yang dibawah standar
akan dapat dicegah.
c.
Dapat lebih meningkatkan penerimaan masyarakat terhadap pelayanan
kesehatan.Peningkatan penerimaan ini erat hubungannya dengan telah
sesuainya pelayanan kesehatan yang diselenggarakan dengan kebutuhan dan
tuntutan masyarakat sebagai pemakai jasa pelayanan. Apabila peningkatan
penerimaan ini dapat diwujudkan, pada gilirannya pasti akan berperan
besar dalam turut meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara
keseluruhan.
d. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.
d. Dapat melindungi pelaksana pelayanan kesehatan dari kemungkinan munculnya gugatan hukum.
B.Bentuk-Bentuk Program Menjaga Mutu
1.Program Menjaga Mutu prospektif
Program
menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah program
menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan
dilaksanakan, perhatian utama pada standar masukan dan lingkungan.
a. Standarisasi: menjamin terselenggaranya pelayanan yang bermutu, ditetapkan standarisasi pelayanan kesehatan /keperawatan
b. Perijinan/licensure: standarisasi diikuti dengan perijinan
c. Sertifikasi
d. Tindak lanjut perijinan akan diberikan setifikat/pengakuan kepada institusi
e. Akreditasi: bentuk lain dari sertifikasi, nilainya lebih tinggi. Ditinjau secara berkala
2.Program Menjaga Mutu Konkuren
Yang
dimaksud dengan Program menjaga mutu konkuren adalah yang
diselenggarakan bersamaan dengan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini
perhatian utama lebih ditujukan pada standar proses, yakni memantau dan
menilai tindakan medis, keperawatan dan non medis yang dilakukan.
Program
menjaga mutu konkuren adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
bersamaan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini,
perhatian utama lebih ditujukan pada unsure proses, yakni menilai
tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan
tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu.Program menjaga
mutu konkuren dinilai paling baik, namun paling sulit dilaksanakan.
Penyebab utamanya adalah karena adanya factor tentang rasa serta ‘bias’
pada waktu pengamatan. Seseorang akan cenderung lebih berhati-hati,
apabila mengetahui sedang diamati. Kecuali apabila pelayanan kesehatan
tersebut dilaksanakan oleh satu tim (team work), atau apabila telah
tdrbentuk kelompok kesejawatan .
Mutu
pelayanan kesehatan sebenarnya menunjuk pada penampilan (performance)
dari pelayanan kesehatan yang dikenal dengan Keluaran (output) yaitu
hasil akhir kegiatan dari tindakan dokter dan tenaga profesi lainnya
terhadap pasien, dalam arti perubahan derajat kesehatan dan kepuasan
baik positif maupun sebaliknya. Sedangkan baik atau tidaknya keluaran
tersebut sangat dipengaruhi oleh proses (process), masukan (input) dan
lingkungan (environment). Maka jelaslah bahwa baik atau tidaknya mutu
pelayanan kesehatan sangat dipengaruhi oleh unsur-unsur tersebut, dan
untuk menjamin baiknya mutu pelayanan kesehatan ketiga unsur harus
diupayakan sedemikian rupa agar sesuai dengan standar dan atau
kebutuhan.
3.Program Menjaga Mutu Retrospektif
Program
menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian
utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan
peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar
yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang
diselenggarakan kurang bermutu.
Karena program menjaga mutu retrospektif dilaksanakan setelah diselenggarakannya pelayanan kesehatan, secara informal, dalam arti melangsungkan tanya jawab setelah usainya setiap pelayanan kesehatan, atau secara formal, dalam arti melakukan suatu survei yang dirancang khusus. Survei dapat dilaksanakan melalui kuesioner atau interview secara langsung maupun melalui telepon, terstruktur atau tidak terstruktur. Misalnya : survei kepuasan pasienmaka objek program menjaga mutu umumnya bersifat tidak langsung. Dapat berupa hasil dari pelayanan kesehatan, atau pandangan pemakai jasa pelayanan kesehatan. Beberapa contoh program menjaga mutu retrospektif adalah:
1.Reviw rekam medis (record review)
Disini
penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari rekam medis yang
dipergunakan. Semua catatan yang ada dalam rekam medis dibandingkan
dengan standar yang telah ditetapkan. Tergantung dari masalah yang ingin
dinilai, reviu rekam medis dapat dibedakan atas beberapa macam.
Misalnya drug usage review jika yang dinilai adalah penggunaan obat, dan
atau surgical case review jika yang dinilai adalah pelayanan
pembedahan. Review merupakan penilaian terhadap pelayanan yang
diberikan, penggunaan sumber daya, laporan kejadian/kecelakaan seperti
yang direfleksikan pada catatan-catatan. Penilaian dilakukan baik
terhadap dokumennya sendiri apakah informasi memadai maupun terhadap
kewajaran dan kecukupan dari pelayanan yang diberikan.
2. Reviu jaringan (tissue review)
Disini
penampilan pelayanan kesehatan (khusus untuk bedah) dinilai dari
jaringan pembedahan yang dilakukan. Apabila gambaran patologi anatomi
dari jaringan yang diangkat telah sesuai dengan diagnosis yang
ditegakkan, maka berarti pelayanan bedah tersebut adalah pelayanan
kesehatan yang bermutu.
3.Survai klien (client survey)
Disini
penampilan pelayanan kesehatan dinilai dari pandangan pemakai jasa
pelayanan kesehatan. Survai klien ini dapat dilakukan.
4. Program Menjaga Mutu Internal (Internal Quality Assurance)
Yang
dimaksud dengan Program menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan
organisasi yang bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
berada di dalam institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan.
Untuk ini di dalam institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah
suatu organisasi secara khusus diserahkan tanggung jawab akan
menyelenggarakan Program Menjaga Mutu
· Macam-macam Program Menjaga Mutu Internal
Jika ditinjau dari peranan para pelaksananya, secara umum dapat dibedakan atas dua macam:
-Para
pelaksana Program Menjaga Mutu adalah para ahli yang tidak terlibat
dalam pelayanan kesehatan (expert group) yang secara khusus diberikan
wewenang dan tanggung jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu.
-Para
pelaksana Program Menjaga Mutu adalah mereka yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan (team based), jadi semacam Gugus Kendali Mutu,
sebagaimana yang banyak dibentuk di dunia industri.
Dari
dua bentuk organisasi yang dapat dibentuk ini, yang dinilai paling baik
adalah bentuk yang kedua, karena sesungguhnya yang paling bertanggung
jawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu seyogyanya bukan orang lain
melainkan adalah mereka yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan itu
sendiri.
5.Program Menjaga Mutu Eksternal
Pada
bentuk ini kedudukan organisasi yang bertanggung jawab menyelenggarakan
program menjaga mutu berada di luar institusi yang menyelenggarakan
pelayanan kesehatan. Untuk itu, biasanya untuk suatu wilayah kerja
tertentu dan untuk kepentingan tertentu, dibentuklah suatu organisasi di
luar institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan, yang
bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu. Misalnya, suatu
Badan Penyelenggara Program Asuransi Kesehatan, untuk kepentingan
programnya, membentuk suatu Unit Program menjaga Mutu, guna memantau,
menilai, serta mengajukan saran-saran perbaikan mutu pelayanan kesehatan
yang diselenggarakan oleh berbagai institusi pelayanan kesehatan yang
tergabung dalam program yang dikembangkannya.
Pada
program menjaga mutu eksternal seolah-olah ada campur tangan pihak luar
untuk pelayanan kesehatan yang diselenggarakan oleh suatu institusi
pelayanan kesehatan, yang biasanya sulit diterima.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Adapun yang dapat disimpulkan dari pembahasan makalah ini yaitu :
v Program
menjaga mutu prospektif/prospective quality assurance adalah program
menjaga mutu yang diselenggarakan sebelum pelayanan kesehatan
dilaksanakan, perhatian utama pada standar masukan dan lingkungan.
v Program
menjaga mutu konkuren adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
bersamaan dengan penyelenggaraan pelayanan kesehatan. Pada bentuk ini,
perhatian utama lebih ditujukan pada unsure proses, yakni menilai
tindakan medis dan nonmedis yang dilakukan. Apabila kedua tindakan
tersebut tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, maka berarti
pelayanan kesehatan yang diselenggarakan kurang bermutu.
v Program
menjaga mutu retrospektif adalah program menjaga mutu yang dilaksanakan
setelah pelayanan kesehatan diselenggarakan. Pada bentuk ini, perhatian
utama lebih ditujukan pada unsur keluaran, yakni menilai pemanpilan
peleyanan kesehatan. Jika penampilan tersebut berada dibawah standar
yang telah ditetapkan, maka berarti pelayanan kesehtan yang
diselenggarakan kurang bermutu.
v Program
menjaga mutu internal adalah bentuk kedudukan organisasi yang
bertanggungjawab menyelenggarakan Program Menjaga Mutu berada di dalam
institusi yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk ini di dalam
institusi pelayanan kesehatan tersebut dibentuklah suatu organisasi
secara khusus diserahkan tanggung jawab akan menyelenggarakan Program
Menjaga Mutu
v Program
menjaga mutu eksternal yaitu kedudukan organisasi yang bertanggung
jawab menyelenggarakan program menjaga mutu berada di luar institusi
yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan. Untuk itu, biasanya untuk
suatu wilayah kerja tertentu dan untuk kepentingan tertentu, dibentuklah
suatu organisasi di luar institusi yang menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, yang bertanggung jawab menyelenggarakan program menjaga mutu
B.Saran
Untuk
memberikan pelayanan kesehatan yang optimal, banyak syarat yang harus
dipenuhi, syarat yang dimaksud mencakup delapan hal pokok yakni:
tersedia (available), wajar (appropriate), berkesinambungan (continue), dapat diterima (acceptable), dapat dicapai (accesible), dapat dijangkau (affordable), efisien (efficient) serta bermutu (quality).
0 komentar:
Posting Komentar